Puruk cahu, Lintas Nusantara 24- Pemerintah Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah dipastikan memberikan dana operasional untuk lembaga damang hingga Rp 70 juta di tahun anggaran 2024.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa(DPMD) Lynda Kristiane saat melaksanakan diskusi dengan para perangkat damang serta perwakilan mantir adat di Gedung Dewan Adat Dayak (DAD), Puruk Cahu, Sabtu (5/10/2024).
"Hasil rapat pada Maret 2024 lalu disetujui oleh pemerintah daerah melalui Peraturan Bupati Murung Raya, tentang pedoman teknis pemberian penghasilan tetap dan dana operasional bagi Lembaga damang" kata Lynda.
Lynda menjelaskan besaran dana operasional tersebut dipastikan akan direalisasikan di anggaran perubahan 2024 dan juga merupakan hasil dari rapat antara pemerintah daerah dengan lembaga damang.
Dia menyampaikan, tujuan dirinya memberikan informasi tersebut kepada lembaga damang, karena beberapa waktu lalu terjadi perjanjian berupa kontrak politik yang mengatasnamakan Damang SE-Murung Raya kepada salah satu pasangan calon peserta Pilkada Murung Raya.
"Saya sebagai Kepala Dinas PMD yang
membidangi atau membina segala lembaga adat sudah berulang kali menjelaskan, bahwa mantir adat dan damang meningkat dana operasionalnya tahun ini, tetapi belakangan ini ada surat yang dikeluarkan oleh damang
dengan tanda tangan beberapa damang yang menyampaikan dukungan kepada calon tertentu yang isi suratnya menyinggung masalah operasional"' jelas Lynda.
Menurut Lynda, dari isi surat dukungan berupa kontrak politik kepada calon tertentu itu ternyata nilainya lebih sedikit dari nilai yang sudah diprogramkan oleh pemerintah daerah.
Berdasarkan teknis dari peraturan bupati,menurut Lynda besaran dana operasional lembaga damang diberikan paling sedikit Rp 50 juta untuk yang berada dekat dengan ibu kota kabupaten, dan Rp 70 juta untuk klasifikasi yang wilayahnya sulit dijangkau, jauhnya jarak tempuh dan banyaknya desa binaan.
"Intinya pemerintah daerah tidak ingin itu(kontrak politik) dijadikan pembicaraan di lapangan seolah-olah pemerintah tidak memperhatikan damang dan mantir adat.Padahal masalah kenaikan operasional ini
sudah bicarakan pada 20 Maret 2024 lalu dan disetujui melalui peraturan bupati," tambah Lynda lagi.
Di tempatnya sama, Sekretaris Umum Dewan Adat Dayak Murung Raya Herianson D. Silam mengatakan adanya kontrak politik antara damang dan salah satu pasangan calon peserta Pilkada, sudah masuk dalam tahap analisis pihak pengurus DAD.
Dikatakan Herianson tentunya bila dilihat yang melakukan kontrak politik itu sudah bisa dikatakan melakukan pelanggaran, karena tidak melakukan koordinasi dengan dewan adat kabupaten.
"Dalam arti juga sudah melanggar Pasal 4 Perda Nomor 16 Tahun 2008 yang mewajibkan lembaga kedamangan untuk koordinasi ke dewan adat yang lebih tinggi setiap mengambil keputusan" Tuturnya.
Herianson juga mengatakan Dewan Adat Dayak Murung Raya sangat berharap kepada kelembagaan adat sampai tingkat desa, untuk ikut memperhatikan dan memelihara situasi keamanan serta ketenteraman di masyarakat terutama saat memasuki masa Kampanye saat ini.(Red)